Menolak Kalah, Menyerah dan Punah

Oleh : Aldila S. Al Arfah (Wakil Ketua Bidang Layanan Kesehatan MCCC Pusat)

Sahabat Semua, secara teori penularan Covid-19, ketika kita berkumpul dalam keramaian, seketat apapun kita sama sama menggunakan masker, kita masih memiliki risiko untuk menularkan dan atau tertular dari seorang yang carrier walau dengan tingkat risiko rendah, namun tetap berpotensi saling menulari.

Saat ini, sebaik-sebaik wujud kecintaan kita kepada orang-orang terkasih seperti orang tua, keluarga, sanak saudara dan handai taulan adalah dengan tidak mudik, silaturahmi dan menemuinya secara langsung.

Saat ini sebaik-baik wujud mempererat ukhuwah adalah dengan menanggalkan keinginan egoisme pribadi untuk mudik, piknik, beli baju baru, bersilaturahmi secara langsung, dlsb.

Mari kita semua menjadi pejuang dan pahlawan kemanusiaan dengan perannya masing-masing, karena di setiap zaman ada peperangannya, di setiap masa ada perjuangannya, pada zaman Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wassalam, perjuangannya menggunakan pedang melawan kaum kafir yang memerangi kaum muslimin saat itu, Kakek-Nenek moyang kita para pahlawan bangsa berperang dengan bambu runcing melawan penjajah belanda, dan kini saatnya kita berperang untuk kemanusiaan menyelamatkan banyak nyawa melawan Pandemi Covid-19.

Yang bisa berjuang dengan kebijakannya sebagai pemimpin maka lakukanlah, yang bisa berjuang dengan tenaga dan keilmuannya maka lakukanlah, yang bisa berjuang dengan hartanya maka lakukanlah, yang bisa berjuang dengan physical distancing dan tetap di rumah maka lakukanlah, yang bisa berjuang dengan mendukung para pejuang kesehatan dan tidak mengucilkannya maka lakukanlah, yang bisa berjuang dengan tidak menolak jenazah maka lakukanlah, yang bisa berjuang dengan tidak mudik maka lakukanlah, yang bisa berjuang dengan tidak berkerumun dalam keramaian maka lakukanlah.

Lakukanlah semua itu sampai semampu yang kita bisa, sebagaimana dahulu Rasulullaah Shollallahu ‘alaihi wa sallam dan Para Sahabat Setia Beliau berjuang sampai titik darah penghabisan dan sebagaimana Para Kakek Nenek Moyang kita dahulu berjuang hingga tak ada pilihan lain selain “Merdeka atau Mati”.

Semua ini bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya “kalau memang mau dan memiliki keberpihakan kepada kemanusiaan”. Kata guru-guru saya di bidang personality development, tidak ada yang “bisa atau tidak bisa” yang ada hanyalah “mau atau tidak mau”.

Walau sudah agak terlambat, tetapi masih mungkin kita berbuat, mari kita bangun dan bangkitkan kembali optimisme itu.

Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional pada hari ini, mari kita bangkitkan kembali optimisme dan gelora perjuangan melawan pandemi ini. mari bersama-sama kita menjadi pahlawan kemanusiaan dan kita sampaikan pesan: Kita tidak menyerah! Kita belum kalah! Kita belum punah! Lanjutkan Perjuangan hingga kemenangan itu datang!.

Mari bangkitkan optimisme itu ke seluruh pelosok bangsa, insya Allah dengan bersama-sama kita bisa gelorakan kembali PERANG MELAWAN CORONA dan #BersatuPerangiCorona

Kita semua di Muhammadiyah, akan terus berjuang, hingga titik darah penghabisan mengawal perjuangan melawan Covid-19 dan menyelamatkan sebanyak-banyak kehidupan di muka bumi ini semata karena Allah Ta’ala

Kita Belum Menyerah!
Kita Belum Kalah!
Kita Belum Punah!
Lanjutkan Perjuangan!
Hingga Kemenangan Datang!!!
Mari #BersatuPerangiCorona
Allahu Akbar!!!

1 thought on “Menolak Kalah, Menyerah dan Punah

Leave a Reply

Your email address will not be published.